Bersyukur, Jalan Meraih Kebahagiaan

Tempat yang paling berharga dalam kehidupan

Jujur. Kita sering mengeluh. Baik itu disadari maupun tidak. Manusiawi sih, sepanjang keluhan itu tidak sampai mengganggu pola sikap dan fikiran positif kita. Adalah wajar-wajar saja mengeluh. Asalkan, jangan sampai menghilangkan rasa syukur dan ingat kita padaNya yang semestinya tetap ada.


produksispot.blogspot.com - Disatu sore saya buka-buka media sosial. Biasa, killing time waktu bersantai di rumah. Hingga kemudian saya ketemu satu postingan seorang teman yang isinya sangat menggugah. Terus terang saya tertarik sekali.

Salah satu poin penting yang dapat saya tangkap adalah tentang hikmah. Adalah dibalik apapun keadaan itu, pasti mengandung hikmah. Pasti ada manfaatnya demi kebaikan seseorang itu sendiri.

Bahwa sebenarnya, ternyata apapun yang dialami seseorang dalam kehidupannya, mau itu yang membahagiakan atau menjengkelkan, yang sesuai keinginan atau mengecewakan, hakikatnya tetap merupakan "nikmat" dan "karunia" dariNya. Mengapa demikian ? Karena DIA maha tahu apa yang terbaik untuk kita. Kita (harus) yakin, apa yang menurut kita baik, belum tentu menurutNya. Demikian pula sebaliknya. Apa-apa yang kita anggap tidak baik, belumlah tentu seperti itu pula menurut pandanganNya bagi diri kita.
Nothing But Love

Sebagai ilustrasi.

• Seorang yang telah memiliki mobil, bagaimanapun keadaannya tetap bersyukur karena dapat terhindar dari panas dan hujan kala bepergian. Terlebih saat melihat saudaranya yang baru bisa punya sepeda motor.

BACA JUGA 3 Tempat Khusus Ini Bisa Bantu Jaga Rasa Syukur

• Yang sudah punya motor, betapa nyamannya. Bisa mobiling kemana-mana. Tinggal melintir gas, praktis bisa sampai ke tempat tujuan dengan cepat. Syukur pada pandangan batin, ketika melihat saudara yang masih bersepeda.

• Yang bersepedapun tak perlu kecil hati. Masih lebih cepat berkayuh pedal daripada berkayuh langkah kaki. Rasa syukurpun tetap mantab, ketika melihat saudara yang lain yang cuma bisa berjalan kaki.

• Yang cuma berjalan kaki kemana-mana juga ngga harus hilang rasa syukur. Karena sadar, ketika ingat saudara yang lain yang diuji dengan cacat atau lumpuh kedua kakinya. Kemana-mana memakai kursi roda. Menjadi agak susah bergerak. Lebih ribet. Bahkan mungkin harus selalu bergantung pada bantuan orang lain.

• Yang berkursi rodapun ternyata tetap patut bersyukur karena tahu ada sahabat yang mengalami lumpuh seluruh tubuhnya. Tidak bisa bergerak. Hanya kedua bola mata sebagai alat pemberi isyarat jika menginginkan sesuatu.

• Bahkan yang lumpuh sekujur badanpun tetap punya rasa syukur, karena masih diberi umur, karunia hidup. Terlebih saat dia tahu bahwa baru saja sahabat dekatnya telah "berpulang" kembali padaNya yang dengan itu akan memutus semua jalan-jalan amal kebaikannya.

Nah sahabat, dititik terakhir itulah yakni kematian, membuat seseorang itu sudah tidak mungkin lagi untuk bersyukur. Seperti kata teman saya dalam postingannya, "... hanya orang matilah yang tidak bisa bersyukur. Lalu mengapa kita tidak bersyukur ? Apakah kita sudah mati ... ?" Kalaupun ini mungkin merupakan sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, tentu sahabat semua sudah tahu jawabannya. Dalam diri kita, dalam hati kita masing-masing.

Syukur adalah kunci sukses. Hanya dengan syukur hidup akan bahagia. Dengan jalan bersyukur maka keselamatan hidup di dunia dan akhirat dapat diraih. Insya Allaah. Ya Allaah, karuniakan kemampuan kepada kami agar pandai bersyukur. Selalu bersyukur. Aamiin, aamiin, ya Robbal 'aalamiin.



Pics by : flickr

No comments:

Post a Comment