Kualitas diri seseorang itu bisa dilihat dari gaya dan isi bicaranya. Orang yang berkualitas diri baik, akan menebarkan ilmu, hikmah, manfaat, alternatif solusi dalam perkataannya. Sebaliknya, berdekatan dengan orang yang dangkal kepribadiannya, bagai menanam benih keburukan yang akan menuai kekotoran hati orang yang mendengarkannya.
produksispot.blogspot.com - Pada artikel kali ini Bloggin Up ketengahkan beberapa ciri tingkat kepribadian seseorang yang bisa tampak dari gaya bicara atau isi perkataannya dalam menanggapi sesuatu. Sebelumnya penulis sampaikan permohonan maaf bahwa artikel ini tidak sama sekali ditujukan untuk urusan nilai menilai orang lain. Tetapi tulisan ini penulis sampaikan sebagai satu bahan renungan dalam usaha memperkuat semangat kita bersama memperbaiki diri.
Sudah menjadi bagian keseharian kita berinteraksi dengan orang lain. Satu yang terpenting bahwa kehadiran kita ditengah sesama tidak lain sebagai jalan kebaikan, manfaat dan untuk saling memberi dan menerima nasehat dalam kebaikan. Sedapat mungkin kita upayakan memberikan yang terbaik bagi orang lain. Sebaliknya tentu adalah hal terlarang bagi kita menjadi jalan keburukan apalagi penyebab penderitaan orang lain.
Tidak usah susah-susah jika ingin berbuat baik. Cukup kendalikan sepenuhnya sikap seperti niat, tidak terkecuali perkataan. Bagi kita, perkataan yang keluar dari mulut bukan hal sembarangan. Bukan sekedar "nyap-nyap" atau "cuap-cuap". Bagi orang beriman semua apa yang telah dikatakannya mengandung konsekwensi. Sesuatu yang pasti akan diminta pertanggung-jawabannya dunia apalagi kelak di akhirat.
Dengan kesadaran penuh seperti itu maka seorang beriman pasti tidak akan mau sembarang berprasangka dan bicara. Dia akan berupaya semaksimal mungkin menjaga niat serta ucapannya. Itupun, namanya manusia tempat salah dan khilaf, pasti ada saja kelalaiannya.
Sebagai sebuah bahan renungan, coba kita telaah. Sebenarnya berada dilevel mana kualitas diri kita. Sudah baikkah pribadi kita ? Silahkan temukan dan simpan jawabannya dalam diri masing-masing.
Saya kutibkan pokok materi salah satu ceramah KH Abdullah Gymnastiar soal tingkat kualitas diri seseorang yang dapat diukur melalui isi ucapannya.
1. Pribadi Kualitas Tinggi
Orang berkualitas tinggi bicaranya syarat dengan hikmah, ide, alternatif solusi yang baik, ilmu dan dzikir. Jadi ngobrol dengan sosok seperti ini akan mendatangkan manfaat. Baik untuk dirinya maupun orang yang diajak bicara. Berbicara soal apa saja pasti mampu membawa pencerahan.
2. Pribadi Biasa
Orang berkepribadian biasa, hanya fokus pada pembahasan atau review suatu peristiwa. Kadang lempeng apa adanya, kadang juga dilebih-lebihkan. Bahan pembicaraan juga kadang didramatisir sedemikian rupa dengan harapan supaya semakin menarik didengarkan orang lain. Bukan tidak boleh mencerikan peristiwa. Tetapi seharusnya pilih yang ada manfaatnya. Hampir tidak ada hikmah atau ilmu yang bisa dipetik dalam pembicaraan dengan pribadi biasa.
3. Pribadi Rendah
Masih agak beruntung orang di level biasa, karena dibawahnya yaitu orang dengan pribadi rendah, selain hanya fokus mendramatisir peristiwa, ia juga selalu mengeluh, menghina atau mencela. Jadi ikut kotor hati rasanya jika berinteraksi dengan orang semacam ini.
4. Pribadi Dangkal
Sudah sangat sukar menjalin hubungan positif dengan orang dikategori rendah tadi, ternyata masih ada satu lagi yang rasanya memang tidak manfaat untuk didekati. Bukan maksud memusuhi. Tetapi imbas dari perkataan orang dengan pribadi ini, seyogyanya diwaspadai. Orang yang kepribadiannya dangkal, selain hanya gemar menceritakan peristiwa disertai keluhan, hinaan atau celaan, dia juga sangat-sangat merasa perlu untuk diakui dan dihargai. Pembicaraannya selalu fokus pada apa yang dilakukannya, jasa-jasanya, bagaimana "pengorbanan"nya. Padahal wallaahu 'alam, tak satupun yang tahu persis apa yang sebenarnya telah dilakukan. Ibarat gelas yang sudah kosong, maunya diisi air. Orang yang kosong dari harga diri, maunya selalu dihargai.
Sahabat, mencermati berbagai fenomena yang ada disekitar kita, jika dibarengi hati yang bersih akan memberi manfaat. Semua sudah ditentukan sesuai kadar yang tepat. Apapun yang ada pada orang lain termasuk diri sendiri pasti punya nilai kebaikan. Melihat rupa-rupa orang lain, ingat kebaikannya, sehingga baiklah ia. Tolak sifatnya, jangan benci orangnya. Sedangkan kalau meneropong dalam diri sendiri, perhatikanlah kecacatannya, agar terhindar dari sombong dan menjadi pendorong tekat memperbaiki diri.
Sekian dulu artikel sederhana ini, sekedar berbagi untuk saling mengingatkan khususnya bagi diri penulis sendiri. Sukses selalu sahabat semua dan wassalam.
Pics : flickr.com
No comments:
Post a Comment