|
Sosial Media (Ilustrasi : flikcr) |
Internet atau dunia maya adalah seperti alam "antah barantah" yang dihuni bahkan dapat dimiliki oleh siapa saja. Termasuk di dalamnya satu ruang publik bernama sosial media (medsos).
produksispot.blogspot.com -
Disitu akun, baik pribadi maupun kelompok dengan segala macam kepentingan, numplek plek. Berbagai berita atau informasi juga banyak sekali tersedia. Jangan tanya cara mengaksesnya. Ouu, simpel sekale'. Pake bingits lagi :) Tinggal pencet tombol, udah. Triinnnggg .... dengan sangat praktis kitapun kemudian bisa segera melahapnya. *emangnya ngemek, lahap ? :)
Namun disisi lain, sayang seribu kali sayang. Untuk urusan kevalidan isi maupun sumber informasinya, na ini yang abstrak. Ya karena itu tadi. Dunia antah barantah. Mau siapa aja, dgn niat apapun, tetap bisa eksis. Dengan ketidakjelasan ini maka konsekwensinya adalah melebarnya celah bias.
Berita atau informasi tentang suatu kejadian bisa saja tidak lagi dalam kerangka idealnya. Tetapi telah diolah sedemikian rupa hingga sesuai dengan motif sang penulis. Sa'karepe dewe poko'e. Tidak lagi sekedar "to-inform" tetapi bisa juga sampai "to-provoke". Jeng jeeeeng.... Ini yang bahaya
Penggiringan opini ke arah negatif oleh pihak yg tidak bertanggung jawab memang rawan terjadi. Diperparah lagi dengan kurang selektifnya pembaca (pengguna medsos), hingga akhirnya bisa saja terjebak, (ter)ikut menyebarkan informasi bohong alias hoax. Waduh tambah masalah dunk. *Kacau, kacau dah... Hufffs
:(
Ujung-ujungnya ? Bisa ditebaklah.
Publik pembaca bisa saling curiga, sinis atau bahkan saling bully. Melontarkan komentar atau status-status balasan yg sebenarnya tidak berfaedah sama sekali membangun pola pikir konstruktif. Orang bukannya makin dewasa menanggapi suatu masalah, malah makin kekanak-kanakan, maunya menang sendiri. Kurang mampu berfikir lurus mencari solusi masalah krn hanya sibuk mempermasalahkan masalah. La kalau sudah begini, apa dong gunanya medsos ?!?!
Jadi gimana ni baiknya ?
Kalau menurut saya sih informasi yang ada hendaknya benar-benar di cek dulu kebenarannya. Caranya? Yang praktis aja. Coba cari lagi pemberitaan serupa di situs yang lain sebagai langkah komparatif. Soal 5W- 1Hnya biasanya sama saja. Tetapi ingat, cara tiap situs atau sumber dalam mengulas atau mengembangkan berita itu yang berbeda. Disinilah orientasi pembentukan opini publik masing-masing media itu mulai kerasa. Sederhananya gini. Misalnya ada berita "A". Berita "A" ini jika diolah, bukan saja dapat memberikan kesan "A". Tetapi juga B,C,D, dst, ke benak pembaca/pemirsa. Kesan itulah yg menjadi alat pembentuk persepsi. Seperti Desiderato yang berpendapat bahwa persepsi manusia dapat di pengaruhi oleh apa yang manusia lihat dan rasakan. Begitu juga media massa, dapat merubah persepsi seseorang tentang sebuah berita. (1976 : 129 ).
So, tidak ada jalan lain kecuali sedikit arif dalam menanggapi berita atau informasi. Kekuatan informasi untuk ikut membentuk persepsi sudah saatnya lebih disadari. Oleh karenanya, agar tidak salah persepsi, tidak ada ruginya cermati dulu kebenaran sekaligus sumber berita. Persepsi itu penting karena berperan sebagai penggerak perilaku. Persepsi yang salah hanya akan menimbulkan sikap yang salah. Sebaliknya, persepsi yang benar juga akan melahirkan sikap yang benar.
Nah, sudah ah. Sekian dulu dan mohon maaf kurang lebihnya. Sekedar numpang curhat, menuliskan sedikit perasaan saya, menyimak konten berita-berita internet khususnya di medsos saya. Banyak yang benar dan manfaat, tetapi ngga kalah banyak juga yang diplintir alias abal-abal.
Selamat bersurfing ria di dunia maya.
Wassalam.
:)