Keadaan serba susah itu ngga bahaya. Yang bahaya itu kalau salah menyikapi, karena kurang iman
produksispot.blogspot.com - Menganggap keadaan susah itu sesuatu yang "berat" memang manusiawi.Tapi ya harusnya bukan yang kelewat horor-horor gitu juga.
Mungkin kacamata kita aja yang lagi burem. Kita lupa pake kacamata yang lebih canggih. Yang bisa meneropong jauh lebih baik. Lebih detail, jelas dan tajam supaya penglihatan tetap cerah dan membahagiakan.
Kacamata yang bersih akan memandang segala masalah dari sisi terang. Dengan itu, batin bisa tetap adem,tenang menjalani. Meski lahir berkumbah keringat. Fikiran pun kadang kesemutan.
Kacamata yang bersih akan memandang segala masalah dari sisi terang. Dengan itu, batin bisa tetap adem,tenang menjalani. Meski lahir berkumbah keringat. Fikiran pun kadang kesemutan.
Lain halnya kalau kacamata berdebu yang jarang dilap. Ia kurang bisa ngeliat masalah dengan proporsional. Itu lah pangkal kesusahan. Karena sejatinya kesusahan itu ngga akan kerasa susah-susah amat juga kalau hatinya bersih.
Ngga ada yang salah dengan kenyataan atau realita yang "agak atau terkadang" susah. Kalau dengan keadaan itu diri kita jadi tambah banyak ingat DIA. Semakin pasrah dan menggantungkan harapan semata padaNya. Justru dari kesusahan kita jadi lebih rajin ibadah. Yang artinya membawa kebaikan. InsyaaAllaah.
Ngga ada yang salah dengan kenyataan atau realita yang "agak atau terkadang" susah. Kalau dengan keadaan itu diri kita jadi tambah banyak ingat DIA. Semakin pasrah dan menggantungkan harapan semata padaNya. Justru dari kesusahan kita jadi lebih rajin ibadah. Yang artinya membawa kebaikan. InsyaaAllaah.
Sekarang coba kita bandingin dengan kalau ngga dikasih susah. Memang kayanya asik. Tapi potensi bahayanya, hati dan fikiran malah jadi lalai. Sedikit aja ingatnya sama Allaah. Karena terbuai kenikmatan. Yang berarti, kan kerugian besar tu.
Jadi lebih untung yang mana? Keadaan susah bentar tapi seneng selamanya, atau seneng bentar lalu susah selamanya?
Maka, ada baiknya untuk tidak mudah buru-buru melempar desah keluh. Cuman gara-gara ditakdirkan ngerasain sedikit "celekit" dihati atau senut dikepala.
Lagi pula, fitrahnya setiap hati percaya, ngga mungkin anak SD disuruh menjawab soal ujian anak SMA? Artinya ujian itu diturunkan sudah presisi sesuai kemampuan. Ngga mungkin diluar batas.
Ragu? Yuk ngaji. Masing-masing kita belajar. Mungkin kurang ta'lim. Itu aja sih kalau saya.
Seperti kata seorang ulama tauhid yang cukup menohok batin kala mendengarnya.
"Berat ringan hidup ini sebenarnya bukan karena keadaannya. Tapi karena kuat lemahnya iman"
"Berat ringan hidup ini sebenarnya bukan karena keadaannya. Tapi karena kuat lemahnya iman"
Makin tinggi iman maka ringanlah hidup.
Makin rendah iman maka beratlah hidup.
Makin rendah iman maka beratlah hidup.
Wallaahua'lam.
Begitu dulu ya Sob. Moga bermanfaat. Wassalamu'alaikum
Begitu dulu ya Sob. Moga bermanfaat. Wassalamu'alaikum