Niat Tulus dalam Berdagang, Bercermin pada Rosulullah


Turkey market
Ilustrasi : Barang Perniagaan

Dalam menggeluti bidang usaha termasuk perdagangan, tentu tidak terpisahkan dengan keberadaan niat yang mendasarinya. Selain ikhtiar yang gigih, setiap pribadi juga dituntut mampu menghadirkan dan selalu menjaga niat yang tulus, demi sukses usahanya. Gambaran singkatnya seperti pada apa yang sudah dicontohkan oleh sosok panutan umat manusia sejagat hingga akhir zaman, baginda Rosuulullaah shalallaahu'alaihi wasallam.


produksispot.blogspot.com - Sebagai manusia termulia yang diutus Allaah sebagai Rasul terakhir, nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wasallam juga sangat dekat dengan aktifitas perdagangan. Beliau sudah terjun langsung kedunia perniagaan sejak usia 12 tahun mengikuti paman beliau Abdul Muthalib.


Dasar aktifitas itu hanya untuk meraih keridhoanNya. Jauh dari niatan duniawi. Meraup untung sebanyak-banyaknya, apalagi hanya untuk tujuan menumpuk-numpuk harta. Sangatlah tidak pantas bagi kita menyertakan sifat seperti itu pada diri Rosul. Bukankah sangat jauh dengan tabiat sebagian kita. Kita semua yang terkadang hanyut dan terseret jauh dalam keasyikan yang melenakan disertai keserakahan.

Tidak begitu lama, menginjak usia 15 tahun, beliau sudah dapat melakukan aktifitas perniagaan secara mandiri. Yang awalnya bersama paman berdagang hingga ke negeri Syam, diusia keemasan itu, tidak kurang dari 17 negara telah berhasil beliau jajaki. Pamor dan keteladanan Rosuulullaah mengundang simpati dan kemuliaan dikalangan umat. Tak pelak gelar sebagai pemimpin (khalifah) perdagangan tersemat dipundak beliau. Maka tak heran kepribadian luhur inipun sampai memikat hati seorang janda kaya raya bernama Siti Khadijah. Beliau kemudian menikahi Khadijah seiring dengan sukses perdagangan.

Gambaran singkat dari sang uswatun hasanah Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wasallam ini cukuplah kiranya menjadi contoh nyata bagi kita segenap umat Islam pengikut beliau. Bahwa untuk mencapai kecemerlangan prestasi diperlukan landasan yang kuat berupa niat yang tulus. Ikhlas, semata-mata hanya untuk mengharapkan keridhoanNya. Karena jika DIA yang dituju, niscaya pertolongan dan jalan terang akan selalu hadir, berkah dari sebuah ketulusan.

Semoga kita semua senantiasa dikuatkan selalu meneladani segala sikap dan sifat junjungan kita, penghulu semua nabi dan penyampai risalah terakhir, nabi besar Muhammad Shallallaahu 'alaihi wasallam disegala aspek kehidupan. Aamiin.

Oleh karenanya, jangan ragu. Mulai saat ini, segeralah mulai segalanya dengan niat yang baik. Niat yang tulus hanya untukNya.

Nah sobat sekian dulu, sampai bertemu di artikel berikutnya. Wassalam



Foto by : flickr