Showing posts with label Wisata. Show all posts
Showing posts with label Wisata. Show all posts

Taman Samarendah Bagus Sih. Tapi ...

Plang tulisan taman
Taman Samarendah Samarinda Kaltim waktu malam

Keberadaan Taman Kota, memang bermanfaat. Selain sebagai ruang hijau juga bisa jadi tempat bersantai. Supaya manfaatnya maksimal, perlu sarana pendukung yang maksimal juga. Kan sayang kalau tamannya tu sebenarnya sudah bagus, tapi sarana pendukungnya kurang. Kesannya malah jadi "nanggung".  

produksispot.blogspot.com - Sebut saja seperti Taman Samarendah Samarinda. Areal yang terletak ditengah kota ini, sebenarnya cukup bagus kalau dipakein lampu lebih terang lagi. Kalau menurut saya sih taman ini kalau malam rada kurang lampunya. Masih ada beberapa titik atau sudutnya yang terkesan remang-remang. Jadi nanggung kayanya sebagai sebuah taman yang kalau kita masuk kedalamnya bisa ngerasa berada disatu tempat yang gimanaaaa gitu. Alhasil berada ditaman ini ya biasa-biasa aja.

Pedagang mainan ikut menangguk untung di Taman Samarendah 
Warga yang bersantai membeli mainan balon lampu di Taman Samarendah

Saya condong bilang kalau taman ini bisa jadi lebih ciamik kalau penerangannya dibanyakin dikit. Hehe...Sayang lo. Disitu ada air mancur warnanya. Areal khusus untuk duduk-duduk. Taman-taman kecil. Taman bermain. Jogging path. Pernik bangunan berupa patung-patung kuda dan sebuah menara lampu dengan bentuk yang unik. Tapi ya itu. Sekali lagi sayang. Karena pencahayaan kurang jadi semua kaya "tenggelam". Kurang terlihat mewahnya.

Menara lampu ikonik taman Samarendah Samarinda
Menara lampu spektra warna Taman Samarendah 

Pemandangan gelap hampir 50 persen melingkupi kawasan taman ini. Mulai dari bagian tepi, tengah atau juga sebagian lahan parkir. Padahal kalau lampu penerangnya ditambah, taman ini bisa lebih utuh menampilkan kecantikannya.

Sebagian lahan parkir taman Samarendah yang gelap
Sebagian areal parkir taman Samarendah yang minim penerangan
 
Dengan keadaan seperti itu, mungkin orang yang kebetulan lewat bakal berfikir dua kali kalau ingin mampir. Terlepas dari keadaan terang disiang hari, Taman Samarendah kalau malam datang seakan ikutan redup. Jadi kurang menarik. Bahkan khawatirnya akan mengesankan menjadi tempat berkonotasi "negatif". Waaaah... jangan sampai lah ya. Iya deh. Mudah-mudahan suatu saat kita bisa memandang dan menikmati kemolekan Taman ini lebih cerah dimalam hari.

Nah itu dulu ya Sob, sekedar catatan kecil tentang Taman Samarendah. Apapun itu tentu sudah diupayakan maksimal. Pembangunan sarana umum seperti taman kota tentu ditujukan agar bisa dinikmati dan bermanfaat untuk masyarakat. Sudah sepatutnya kita bersyukur. Oh ya, tapi jangan lupa. Sebagai warga yang baik juga punya tanggung jawab sama-sama menjaga. Jangan suka "usil" merusak sarana publik yang sudah tersedia. Deal ya ? Baiklah...hehe...

Oh ya. Untuk gambaran realnya, saya sudah buat video singkat tentang Taman Samarendah di channel Youtube saya. Agar sobat juga bisa menilai. Terserah sobat saja gimana pendapatnya. Kan tiap kita punya pendapat masing-masing. Hehe...

Saya sangat-sangat berterima kasih kalau sobat berkenan like dan subscribe.

Simak videonya di sini : Agus Parawansa channel

Sekian dan terima kasih. Moga ada manfaatnya demi kebaikan bersama.
Wassalam.       

Gami. Kuliner Khas Bontang yang Bikin Nagih

Makan Gami di Bontang Kuala


Negeri kita Indonesia memang kaya. Salah satunya dengan kuliner khas setiap daerah. Kalau berkunjung ke Bontang Kaltim, jangan lupa coba menu Gami. Masakan sea-food segar. Disajikan diatas tempat panas dengan sambel wajib yang menyelimutinya. Bikin tambah. Uuuhaaa....pedessss tapi seger.


produksispot.blogspot.com - Kalau ke Bontang kenapa ya. Suasana hati berubah. Rasanya gimana gitu. Seneng.  Kalau menurut saya sih. Hehe...

Ooh, mungkin karena begitu masuk kotanya, jalan-jalan terlihat bersih. Taman kota dan median jalannya ditata asri. Bagus. Belum lagi mungkin hampir ngga ngerasa ke-debu-an kalau melintas dikota ini. Ciee..mungkin itu kali ya beberapa hal yang bikin Bontang itu selalu berkesan damai, tenang, sejuk.

Yah begitulah. Kota yang menyenangkan dengan satu yang kami juga suka. Apalagi kalau bukan karena kuliner khasnya bernama Gami. Eh, namanya ala-ala Jepang gitu ya. kalau baru denger, bisa-bisa disangka masakan Jepang beneran. Hihi...

Gami. Enak banget. Pertama kali diajak nyicipin langsung suka. Isinya sebenarnya simpel. Ikan atau udang atau cumi yang disambelin dan disajikan diatas cobek dalam keadaan yang masih "mendidih" alias puanas-puanas gitu. Hemmmm...

Bisa ngebayangin kan, gimana kalau masakan yang fresh from the oven kaya gitu langsung siap dilahap? Apalagi dari ikan,udang atau cumi yang seger. Nah itu tu yang bikin lidah ngga mau stop ngunyah. Lagi dan lagi. Karena emang lezat banget. Dagingnya lembut, manis.

Tapi, ada tapinya ni. Untuk yang mungkin lagi sariawan, saya sarankan pelan-pelan ya makannya. Soalnya Gami ini idealnya disajikan panas udah gitu dengan sambel lagi. Jadi lumayan "menantang" untuk yang sementara mulutnya lagi didera sariawan. Iya kan? Keadaan normal aja kadang meradang, apalagi ditambah melumat makanan yang pueedes. Wuiihh...penuh perjuangan dah pastinya... Hehe...

Nah sekarang tinggal dimana kalau kita beli ? Untuk sobat yang mungkin lagi berkunjung ke Bontang gampang koq nyarinya. Karena para penjual atau rumah makan hidangan Gami  ini terpusat di satu kawasan yang bernama Bontang Kuala. Kawasan perkampungan yang didominasi warga asal Sulawesi Selatan. Pemandangan dan keberadaannya khas. Soalnya berada diatas pesisir pantai. Jalan-jalannya terbuat dari ulin. Sudah sejak beberapa tahun silam dikenal warga hingga sekarang menjadi salah satu tempat wisata kuliner atau nongkrong yang cukup tersohor di Bontang. Bahkan Indonesia loh. Hihi... Relatif mudah kalau mau dikunjungi.

Sudah mulai banyak spot berfoto di Bontang Kuala.
Didepan pintu masuk areal wisata perkampungan Bontang Kuala.

Nah segini dulu aja sedikit cerita soal Gami. Kuliner khas kota Bontang Kalimantan Timur. Selamat mencoba kalau tertarik mau nyoba. Dan ngga harus ke Bontang dulu. Karena masakan ini juga sudah mulai banyak yang jual dibeberapa kota tetangga. Kalau yang saya tau di Samarinda ibukota propinsi Kaltim juga sudah banyak yang menyediakan menu Gami.

Terima kasih sudah membaca dan sampai ketemu diposting lainnya. Sukses dan berkah selalu untuk kita semua. Aamiin.

Wassalam

Santai di Pantai Teluk Lombok Sangatta, Kutai Timur

Properti Pertamina desa Sangkima Sangatta
Sudut panorama pantai Teluk Lombok Sangatta


Kala fisik mental mulai suntuk, tidak ada salahnya rekreasilah sejenak. Kita bisa berkunjung ke tempat-tempat wisata yang indah. Karena bagaimanapun rehat atau santai sejenak itu adalah hak tubuh dan fikiran. Harus dijaga keseimbangannya supaya hidup tetap senang, bahagia, ternikmati dengan baik.


produksispot.blogspot.com - Beri jeda atau break rutinitas padat dengan kegiatan-kegiatan menyenangkan. Kongkow bareng teman atau sahabat, melakukan aktifitas hobi, olahraga atau rekreasi. Khusus soal rekreasi, saya bagiin kali ini, sedikit kesan saat bersantai sejenak ke salah satu objek wisata yang sudah tidak asing lagi di Sangatta. Pantai Teluk Lombok.

Menikmati keindahan alam jadi kesempatan berharga. Hari itu saya koq kangen pantai ya. Mungkin karena pas liburan ke pantai sama keluarga beberapa waktu lalu, kesannya begitu menggoda. ðŸ˜ŠðŸ˜Š Jadi, beberapa bulan sudah ngga ke pantai, hatiku lalu dirundung rindu.

Fikir-fikir daripada suntuk, mending jadiin pergi ah. Meski sekali lagi, sakitnya tuh disini. Ada rasa yg kurang kalau plesiran tanpa mereka, istri dan kedua putrikuh tercintah *haduh, ini curcol ya ... ?   

Okey lah. Emmm... sebenarnya dikatakan plesiran beneran sih ngga juga. Pertama, karena ngga lagi libur kerja. Kedua, tempatnya ngga jauh. Pantai Teluk Lombok ini relatif dapat dicapai dengan mudah. Akses masuknya yang saya tahu ada dua. Lewat jalan Pertamina di jalan poros Bontang-Sangatta dan lewat jalan A Moeis Sangatta Selatan (masuk ke kiri simpang SPBU). Karena saya stay di Sangatta jadi lewat jalan A Moeis.

Ikuti saja jalan besar belok kiri SPBU ini, sampai di sebuah tikungan yang kalau kita menoleh ke kanan tampak jalan tanah.

Akses masuk menuju pantai Teluk Lombok Sangatta
Akses masuk menuju pantai Teluk Lombok Sangatta Selatan
Menyusuri akses masuk yang lumayan berdebu dan licin bahkan sebagian becek saat musim hujan. Karena jalan perusahaan, di sepanjang jalan ini seingat saya minim penunjuk arah ke pantai Teluk Lomboknya. Hanya rambu khusus perusahaan yang dipasang di sisi kiri. Tapi untunglah ada rambu "hidup" yang super canggih yang bisa kita jadikan patokan. Yaitu keterangan penduduk setempat.  Jika perjalanan lancar, kurang lebih 30 menitanlah kita akan sampai di gerbang pantai Teluk Lombok.

Gerbang pantai Teluk Lombok Sangatta
Gerbang pantai Teluk Lombok
Kalau sudah berhasil nyampe sini, agak lega ni. Meski harus tetap berhati-hati, licin atau berdebu.

Sampai di pantai. Eh, ngga kerasa sudah hampir jam setengah empat. Berarti kurang lebih sejam dari titik start di rumah adik jalan Karya Etam sampai ke sini. Karena harinya cerah jadi lumayan gerah. Langsung nyari tempat istirahat dulu menawar haus dan sedikit penat.

Sarana rumah ibadah di pantai Teluk Lombok Sangatta
Sarana ibadah perkampungan pantai Teluk Lombok. Masjid Al Ikhlas.
Areal wisata Pantai Teluk Lombok berada di desa Sangkima, kecamatan Sangatta Selatan, Kutai Timur, Kaltim. Dominan dihuni oleh saudara kita dari Sulawesi Selatan (suku Bugis). Anak-anak bermain dihalaman rumah, berlarian saling kejar dan bercanda. Disudut sana dibawah pohon juga nampak satu dua orang nelayan sedang berbenah peralatan. Begitulah pemandangan dan suasana yang saya temui waktu itu. Sarana umum layaknya sebuah perkampungan sekaligus rekreasi juga tersedia. Ada masjid, lapangan olahraga, pondokan kayu, kedai makan dan minum, dan sebagainya. Ohya karena masih masuk kawasan perusahaan, tidak ketinggalan juga beberapa sarana/properti khusus milik perusahaan.

Pondok tempat bersantai pantai Teluk Lombok
Tempat bersantai pinggir pantai
Duduk-duduk di pondokan pinggir pantai. Menikmati desir angin seiring gulungan ombak tipis yang bergantian berpendar ditepi. Paduan biru langit dan garis laut yang terbentang dihadapan jadi sahabat yang mengakrabi. Pengen sih main air tapi ngga bawa ganti. Jadi ya cukup santai ngopi saja.

Bermain Banana Boat pantai Teluk Lombok Sangatta
Naik Banana Boat
Saat ke sini pengunjung lumayan banyak. Padahal baru hari Jum'at. Tapi hitungannya mungkin udah week-end kali ya. Tampak pengunjung sekeluarga, atau rombongan anak muda. Ada yang main Banana boat, berenang atau sekedar bermain air. Ada juga yang bakar-bakar ikan, mendirikan tenda, nyanyi bersama lengkap dengan iringan gitarnya.

Pondokan sewaan di pantai Teluk Lombok Sangatta
Salah satu pondokan yang bisa disewa
Pantai Teluk Lombok juga teduh. Selain karena rimbunnya pepohonan juga banyak pondokan gratis atau yang bisa disewa disini. Jadi ngga bakal kepanasan.

Panoramanya cukup khas. Sudut-sudut pantai jadi antik, dengan tumbuhan bakau. Saat air laut pasang, pantai ini tambah ciamik. Agak beda memang kalau air laut sedang surut.

Salah satu sudut pemandangan pantai Teluk Lombok Sangatta
Bakau dan laut pantai Teluk Lombok
Jadi senang liat pemandangan kaya begini. Bakau yang terbenam karena pasangnya air laut. Ada satu view bagus lagi sob. Seperti ini

View hutan bakau pantai Teluk Lombok Sangatta
Pohon bakau dan perahu nelayan pantai Teluk Lombok
Nah asikkan ? Pantai Teluk Lombok yang indah. Lumayan dapet apa yang saya inginkan. Alhamdulillaah. Tempat bersantai pantai gitu. Sejenak bisa bebas dari beban rutinitas. Cukuplah buat penyegaran. Sobat jugakan ? Akan happy ketika dapat menikmati segala sesuatu yang indah plus suasana yang beda dari apa yang biasa melingkupi keseharian.

Dan cukup sekian dulu, sedikit oleh-oleh informasi wisata kali ini. Moga manfaat jadi tambahan referensi.

Rekreasi di pantai Teluk Lombok
Bersantai di pantai Teluk Lombok
Jangan ragu rekreasi kalau sudah mulai suntuk. Karena menikmati hidup itu sebenarnya sederhana koq. Tinggal gimana kitanya aja. So, jangan lupa (kan) bahagia. ðŸ˜ŠðŸ˜Š ðŸ˜ŠðŸ˜Š ðŸ˜ŠðŸ˜Š


Wassalam

Pengalaman JELAJAH ke Air Terjun Katak Samboja - Bagian 3 (Habis)

Trip ke arter Katak bersama JELAJAH Samarinda


Ngomongin soal pengalaman, pastinya asik. Saat perjalanan ditempuh bareng, jadinya rame. Penuh canda dan tawa. Perasaanpun jadi senang, bahagia. Itu yang membuat semangat tetap menyala. Yah begitulah. Suka dan duka ditanggung dan dirasakan bersama. 


produksispot.blogspot.com - Tidak terkecuali bagi sahabat kita dari komunitas penggiat wisata, budaya, sejarah dan lingkungan JELAJAH-HoS Samarinda. Mengawali tahun 2018 dengan satu trip seru ke objek wisata Air Terjun Katak. Sobat Bloggin Up pengen tahu gimana ceritanya ? Okey deh, kita simak gambaran pengalaman itu lewat satu tulisan sahabat Fadli Ahmad dari komunitas Jelajah-HoS berikut ini.

Oh ya terima kasih mas Fadli yang sudah berkenan berbagi dan menjadi Guest-Writer di Bloggin Up. Tetap semangat dan sukses selalu. Aamiin.

_______________________

Gemuruh, sang pencuri perhatian

Medan jalan yang relatif menantang, tak sedikitpun menyurutkan semangat kami. Sepanjang perjalanan canda tawa bersama rekan-rekan tak ada habisnya. Ada saja sesuatu yang jadi bahan candaan kami. Termasuk pada sang gemuruh. Gemuruh ini kerap terdengar sepanjang perjalanan. Sampai-sampai membuat kami tertegun sejenak. Dengan seksama kami coba tunggu lagi untuk mencari tahu arah sumber suara itu. Berharap mungkin sebagai tanda bahwa arter "sudekat". :) Tapi boro-boro dah. Ternyata gemuruh itu berasal dari perut salah seorang rekan kami. Kasian, belum sempat sarapan rupanya beliau. Wkwk... :D

Medan berbukit dan licin menuju arter Katak Samboja


Akhirnya sampai juga

Melangkah perlahan tapi pasti diiringi cucuran keringat menapaki bukit. Akhirnya sampailah kami di lokasi air terjun Katak. Tanpa terasa, rupanya perjalanan kami lumayan lama. Hampir 2 jam. Jalannya sih emang nyante aja. Itung-itung buat efisiensi tenaga sekaligus agar bisa menikmatinya. Tidak jarang kami singgah beristirahat.

Bersama JELAJAH di arter Katak Samboja

Nah. Kesan pertama setelah melihat arter Katak ini sangat melegakan. Dalam hati berkata, tak sia-sia jauhnya perjalanan. Terbayar lunas dengan keindahan air terjunnya. Setelah cuci-cuci sepatu yang penuh lumpur, rasanya ngga sabar pengen langsung nyebur, menikmati segarnya arter Katak. Kami juga makan siang bersama di areal yang sejuk ini.

Makan siang di arter Katak Samboja


Salam perpisahan dengan aksi bersih-bersih

Setelah puas bermain di air terjun, tak terasa sudah jam 4 sore. Yah, waktunya pulang nih. Akhirnya kamipun berbenah. Tapi, sebelum meninggalkan lokasi, kami berikan salam perpisahan yang manis untuk alam yang telah menjamu dan menyambut kami dengan keasriannya. Tak lupa aksi sadar wisata kami lakukan dengan memungut sampah kemasan plastik yang berserak di sekitar lokasi arter. Hingga semua beres, saatnya melanjutkan perjalanan pulang.

Sadar wisata dengan bersih-bersih di arter Katak Samboja

Dipenghujung cerita ini kami sampaikan terima kasih untuk sahabat perwakilan dari komunitas JEJAK BUDAYA yang sudah mau meluangkan waktunya menjadi pemandu kami menuju lokasi. Dan buat saudaraku semua di JELAJAH-HoS, terima kasih juga atas pengalaman yang sangat berkesan di trip kali ini. (The end).


Penulis : Fadli Ahmad (Anggota JELAJAH-HoS Samarinda)
Editor   : Agus P
Foto      : JELAJAH / JEJAK BUDAYA


Pengalaman JELAJAH ke Air Terjun Katak Samboja - Bagian 2

Komunitas JELAJAH di arter Katak Samboja


Ngomongin soal pengalaman, pastinya asik. Saat perjalanan ditempuh bareng, jadinya rame. Penuh canda dan tawa. Perasaanpun jadi senang, bahagia. Itu yang membuat semangat tetap menyala. Yah begitulah. Suka dan duka ditanggung dan dirasakan bersama. 


produksispot.blogspot.com - Tidak terkecuali bagi sahabat kita dari komunitas penggiat wisata, budaya, sejarah dan lingkungan JELAJAH-HoS Samarinda. Mengawali tahun 2018 dengan satu trip seru ke objek wisata Air Terjun Katak. Sobat Bloggin Up pengen tahu gimana ceritanya ? Okey deh, kita simak gambaran pengalaman itu lewat satu tulisan sahabat Fadli Ahmad dari komunitas Jelajah-HoS berikut ini.

Oh ya terima kasih mas Fadli yang sudah berkenan berbagi dan menjadi Guest-Writer di Bloggin Up. Tetap semangat dan sukses selalu. Aamiin.

________________________

Untuk sampai ke arter kita harus masuk lagi menempuh jarak sekitar 7 km. Tidak perlu terlalu khawatir tersesat. Karena kalau sudah masuk kita hanya lurus saja ngikutin jalan dan bakal nyampe tepat ke sasaran :)

Saat kita berada di arter Katak akan terlihat sebuah spanduk bertuliskan " Jangan meninggalkan sampah disini. Tinggalkan sebuah cerita ". Nah karena tulisan itu, saya jadi terinspirasi membuat cerita ini. Tentang pengalamanku bersama komunitas JELAJAH.

Gas tipis-tipis

Pagi itu sekitar pukul 06.30, rekan-rekan dari komunitas JELAJAH sudah berkumpul di depan halte Islamic Center untuk memulai keberangkatan. Karena lagi musim hujan, pagi itu tak pelak kotaku Samarinda dan sekitarnya di guyur hujan. Sempat muncul keragu-raguan jadi apa tidak ya hari ini berangkat ? Soalnya kalau hujan sudah bisa dipastikan kondisi jalan bakal licin karena becek. Kendaraan jadi susah untuk bisa masuk terlalu jauh. Tapi ya susahlah. Karena sudah terlanjur penasaran, akhirnya kami putuskan tetap berangkat. Walaupun asli. Dinginnya hawa pagi itu, lumayan. Lumayan bikin menggigil maksudnya. Hihi ... Kami tetap berangkat dengan istilah kami "gas tipis-tipis". Maksudnya, biar lambat asal selamat. Pada trip kali ini kami dipandu oleh mas Echo dan pak Anthony Rakhman beserta istri dari komunitas JEJAK BUDAYA.

Biar lambat asal selamat


Keseruan itupun dimulai

Sesampainya kami di akses masuk menuju arter Katak, disitulah keseruan bermula. Tatkala sejauh pandangan mata kami meneropong kondisi jalan. Dari kejauhan saja sudah tampak medan berupa hamparan coklat alias lumpur ! Wkwk ...

Medan lumpur menuju arter Katak Samboja

Sebelum bergerak masuk tak lupa kami rehat sejenak. Ada juga rekan-rekan yang mengisi "amunisi" alias sarapan terlebih dahulu. Rute yang akan dilalui kali ini tidak mudah. Jadi kalau cuman modal semangat apalagi nekat saja, belum cukup. Tetapi juga harus menyiapkan bekal konsumsi terutama air minum yang cukup.

Ancang ancang dulu sebelum masuk

Setelah urusan perut dan penat kelar, waktunya untuk melanjutkan perjalanan masuk ke lokasi air terjun. Ada dua opsi cara menempuh perjalanan yang bisa dilakukan. Pertama, memarkir motor di pinggir jalan raya saja lalu masuk berjalan kaki atau yang kedua. Sedikit memaksakan tetap bermotor sampai dibatas yang memungkinkan. Akhirnya semua opsi dipilih sesuai kondisi masing-masing saat itu. Sebagian ada yang berjalan kaki dan sebagian lagi bermotor menerobos kubangan licak (lumpur). Saya sendiri memutuskan untuk masuk menggunakan sepeda motor (belahan jiwa) saya. :)

Off road di jalan masuk ke arter Katak Samboja

Karena sulitnya medan, motor kami cuman sanggup menerobos hingga 2 km. Selanjutnya kami putuskan berjalan kaki. Kebetulan ada sebuah pondok perkebunan warga. Jadi kami bisa permisi untuk numpang nitip parkir kendaraan di situ.

Pondok perkebunan warga di jalan masuk arter Katak Samboja

Seperti lirik lagu "sepanjang jalan kenangan" perjalanan menuju arter Katak lumayan panjang dan melelahkan. Berjalan di kubangan lumpur dengan kondisi yang licin ditambah langkah kaki yang begitu berat. Waw. Serunya, rame rame ! :D (bersambung)


Penulis : Fadli Ahmad (Anggota JELAJAH-HoS Samarinda)
Editor   : Agus P
Foto      : JELAJAH / JEJAK BUDAYA


Pengalaman JELAJAH ke Air Terjun Katak Samboja - Bagian 1

Komunitas Jelajah di Arter Katak Samboja



Ngomongin soal pengalaman, pastinya asik. Saat perjalanan ditempuh bareng, jadinya rame. Penuh canda dan tawa. Perasaanpun jadi senang, bahagia. Itu yang membuat semangat tetap menyala. Yah begitulah. Suka dan duka ditanggung dan dirasakan bersama. 


produksispot.blogspot.com - Tidak terkecuali bagi sahabat kita dari komunitas penggiat wisata, budaya, sejarah dan lingkungan JELAJAH-HoS Samarinda. Mengawali tahun 2018 dengan satu trip seru ke objek wisata Air Terjun Katak. Sobat Bloggin Up pengen tahu gimana ceritanya ? Okey deh, kita simak gambaran pengalaman itu lewat satu tulisan sahabat Fadli Ahmad dari komunitas Jelajah-HoS berikut ini.

Oh ya terima kasih mas Fadli yang sudah berkenan berbagi dan menjadi Guest-Writer di Bloggin Up. Tetap semangat dan sukses selalu. Aamiin.

________________________


Air terjun Katak. Mendengar namanya saja sudah membuat PANASaran. Yang kebayang mungkin airnya yang meloncat-loncat bagai katak. Eh ternyata. Tak seperti yang kubayangkan. Tapi bentar. Paling tidak, ada satu fakta nih yang mungkin berhubungan erat dengan sebutan untuk air terjun (arter) ini. Di atas arter ini memang banyak kataknya. Hmmm... kayanya sih, ini salah satu penyebab mengapa air terjun ini dinamai air terjun Katak. :)

Kekhasan arter Katak

Kalau pendapat pribadiku sih air terjun Katak ini punya ciri khas tersendiri. Selain banyak kataknya, airnya juga cukup bersih. Sedangkan kalau soal ketinggiannya, kayanya hampir sama saja dengan yang lain. Seperti misalnya air terjun Bukit Biru dan sebagainya.

Oh iya. Satu perbedaan lagi yang jadi ciri khas karena belum pernah kutemui di objek wisata arter lain sementara ini. Hehe ... Yaitu, perjalanannya bro and sis ! Perjalanan menuju air terjunnya itu loh yang telah memberiku dan teman-teman sensasi tersendiri :D Seru dah pokoknya. Faktor cuaca ternyata sangat berperan membuat perjalanan menjadi begitu "menantang" menuju arter ini. :D

Lokasi arter Katak

Lokasi arter Katak berada di km 38 Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, propinsi Kalimantan Timur.  Jalurnya, masuk ke simpangan arah Objek Wisata Bukit Bengkirai atau yang ke Sepaku. Dari simpangan masuk ± 8 km. Nanti di pinggir jalan raya sebelah kiri jalan, ada spanduk bertuliskan "Selamat Datang di Air Terjun Katak Km 38". Spanduk ini hasil prakasa rekan komunitas JEJAK BUDAYA dari Kutai Kartanegara.

Spanduk di gerbang masuk arter Katak

Nah, dengan berdiri di seberang spanduk tadi, kita sudah bisa melihat jalan masuk menuju ke air terjunnya. Dengan kondisi jalan yang bisa saya katakan masih kurang enak untuk dilalui. Jalannya masih tanah bercampur bebatuan. Kalau sedang musim hujan seperti waktu trip kami, tentu becek hampir sepanjang jalan. Untuk sampai ke arter kita harus masuk lagi menempuh jarak sekitar 7 km. (bersambung)


Penulis : Fadli Ahmad (Anggota JELAJAH-HoS Samarinda)
Editor   : Agus P
Foto      : JELAJAH / JEJAK BUDAYA


Arter Katak Samboja, Menu Pertama Tahun 2018 Komunitas Jelajah-HoS Samarinda

Air Terjun Katak km 38 Kutai Kartanegara
Air Terjun Katak, km 38 Samboja, Kutai Kartanegara, Kaltim


Halo sahabat Bloggin. Kali ini Bloggin Up share tulisan dari sobat Chiel Ipeth. Beliau adalah salah seorang pengurus / admin komunitas penggiat wisata, budaya, sejarah dan lingkungan JELAJAH-HoS Samarinda. Sedikit tentang trip ke air terjun Katak yang tepatnya berada di Km 38, Samboja, Kutai Kartanegara, Kaltim pada hari Minggu, 7 Januari 2018 lalu bekerja sama dengan komunitas Jejak Budaya.


produksispot.blogspot.com - Berawal dari munculnya ide ngetrip, kayanya asik kalau ke arter Katak. Yang di Samboja itu tu.... Memang sih, jadwal resmi rencana trip tahun ini sudah tersusun. Dan soal arter Katak ini, akupun ingat kata Ketum Jelajah-Hos, Eddy Yan, sebetulnya jadwal ke arter ini masih beberapa bulan lagi. Tapi yah udahlah. Namanya juga ide. Maybe Yes, maybe No. :D

Hmmm... pikir punya pikir, asik sih asik. Tapi masalahnya belum tahu juga ni rute menuju lokasinya broh ! *Whaaat...??? Na ini ni yang sempat bikin bingung. *Eh, napaaa juga aku ng-ide ke lokasi ini yak ? Nah loh. Bingungkan ? Sama :D.

Mmmm... honestly, mungkin lebih karena rasa penasaran kali ya. Atau karena faktor lain ? Wallahu a'lam. Lagian kan sebenarnya, tahun lalu trip ke arter ini sudah dijadwal. Cuman waktu itu belum sempat kerealisasi. Jadilah aku fikir mungkin tahun ini bisa segera dieksekusi nih.

Santai sejenak komunitas Jelajah di arter Katak

Okey lah ya. Kita lupain dulu deh soal ide meng-idenya. Yang penting sekarang, what next ?  Kemudian aku teringat rekan Echo dari JEJAK BUDAYA yang kalau ngga salah, kan 2 tahun lalu pernah kesana. Waktu pemasangan spanduk dan ikut dalam Aksi Sapta Pesona bersama pak Anthony Rakhman. *Bingo...

Seperti dapat pencerahan, makanya ngga aku sia-siakan. Langsung tancep, nyari tahu bagaimana cara dan rute yang harus ditempuh untuk bisa sampai ke air terjun Katak. Dan... setelah kutanya seperti apa medannya, seketika itu juga aku kaget. Ngga nyangka juga soalnya sampai sebegitunya. :)

Digambarin mas Echo kalau medannya cukup berat. Harus menyusur masuk cukup jauh dengan gaya nyeker-men alias mlaku sikil alias jalan kaki 5 s/d 6 km ! *Haduh... Belum lagi kontur jalan yang berbukit dan bechek. Udah gitu ngga ada oujhek lagi. :) Alamak !? Jujur. Sempat men-ciut juga ni nyali. Hihi ... Tapi, ah masa iya dibatalin ? Apa kata dunia ???!!! Lagian yang kuyakin, JELAJAH kan Tangguh. Sudah banyak pembuktiannya. Masa sih nyerah ... ? Hehe... No no no ...

Nah, kata peribahasa sih, katanya, dimana ada kemauan di situ ada jalan. Eh ternyata benar loh. Rekan Echo yang sudah bantu kasi info ternyata juga bersedia ikut dalam trip sebagai pemandu. Yeay ... :D Manteb kan ? Paling ngga, ya jadi lebih amanlah. Rasa khawatir bakal tersesat bisa dinetralisir. Dan ngga cuman itu. Ada lagi nih good news berikutnya. Pak Anthony bersama istri juga pengen ngikut. Yesss. Tambah semangatlah jadinya. Klop. :D

Singkat cerita, kami berkumpul ditempat yg telah sepakati. Awalnya sempat ragu juga. Sebab cuaca sepertinya kurang bersahabat. Hujan mengguyur bumi sejak subuh. Tapi ya, aku dan teman-teman tetap komit, sepanjang tidak terlalu membahayakan atau masih berada dalam batas yang memungkinkan trip tetap aman, why not. Toh hujan juga ngga begitu deras 💪💪

Komunitas Jelajah di air terjun Katak Samboja

Akhirnya, berangkatlah kami dalam dua gelombang. Gelombang pertama diikuti sekitar 20 orang, dikomandani sahabat Anang Anwar dan Dayun Juna. Sementara gelombang berikutnya menyusul sekitar 15 orang dengan komandannya sohib Wahyu Saputra. Jadi total kami ada 35-an orang. 24 orang pake motor dan 1 orang dengan mobil.

Sesampainya kami dilokasi, Wow ! Medan jalannyaaaah... ck ck ck, emang emoy... :) Tapi ya begitulah. Semua memang sudah bersiap menghadapinya. Keadaan itu tak menyurutkan semangat dan langkah kami meng-explore lokasi wisata arter Katak ini. Ngga gampang memang. Butuh semangat plus stamina yang mumpuni.

Dan memang tangguh sahabat JELAJAH. Terbukti untuk kesekian kali. Ngga peduli jalan bechek ngga adak oujhek, menanjak, licin, teruuuus saja maju. Meringsek masuk dengan langkah yang pantang surut. Salut dah pokoknya. *Ehm, ehm ... :D 👣👣💪💪 Alhamdulillaah.

Terimakasih sahabat semua. Trip pertama diawal tahun 2018 yang tak kan terlupa karena perjalanan yg "luar biasa". Di akhir catatan ini, ngga lupa khusus buat sobat Echo dan pak Anthony beserta istri, kami ucapkan banyak terima kasih sudah ikut bergabung dan sudi ikut bersama bersusah payah menanggung beratnya perjalanan. Dan yang terpenting, juga dengan suka hati berkenan membantu menjadi pemandu kami di trip kali ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa membalas amal kebaikan yang telah sobat berikan. Aamiin.

Nah sekian dulu catatan singkat ini. Sampai jumpa di Trip selanjutnya.

Spanduk himbauan tertib buang sampah

                                       #Jelajah_Tangguh #Jelajah_Yess



Sumber : Chiel Ipeth (Admin komunitas JELAJAH-HoS
                 Samarinda)
Foto       : Jelajah / Jejak Budaya
Editor    : Agus P


Biduk Biduk, Here We Come

Airnya dingin dan sejuk


Punya kesempatan nge-trip ke suatu tempat wisata memang "sesuatu". Banyak sekali hal yang bisa diceritakan. Tidak saja soal indah alamnya, tetapi juga secuplik suka duka perjalanannya. 


produksispot.blogspot.com - Seperti halnya sahabat Anang Anwar dari komunitas penggiat wisata, budaya, sejarah dan lingkungan, JELAJAH Samarinda yang kembali berkenan berbagi cerita tentang sekilas perjalanan ke Biduk Biduk, kabupaten Berau, Kaltim. Banyak sekali lokasi wisata yang indah di kecamatan ini. Terima kasih om Anang :)

_______________________

Kejutan akhir tahun, Alhamdulillaah....

Gerbang Biduk Biduk Berau Kaltim

"Bawa pakaian secukupnya saja, jam 9 malam ulun (saya) jemput. Kita nyusul ke Biduk Biduk " Itulah kata-kata I Van @vanvespaman kepada saya sebelum dia menutup telpon selulernya.

Tanpa berpikir lamanya waktu diperjalanan darat karena jarak tempuh yang jauh, bergegaslah saya dan Bundaa Laarass menyiapkan segala sesuatunya termasuk 3 lembar baju Jelajah.
Saya sumringah, senang sekali karena ini adalah sebuah keinginan lama yang sempat saya kesampingkan karena banyaknya prioritas lain yang harus saya dahulukan.

Keinginan itu sempat menggelora kembali saat Om Destha Tirtayasa dan bunda Maspahwardani Wardani mengkoordinir Trip akhir Tahun JELAJAH ke Biduk Biduk dan berangkat pada hari yang sama Minggu 24 Desember 2017. Lagi-lagi keinginan ini harus saya kesampingkan. Nah, begitu mendapat tawaran dari I Van diatas tadi, tentu saja saya tidak membuang kesempatan ini. "Tenang aja Kai.. (Begitu panggilan sayangnya kepada saya) yang penting ada kawan ngobrol diperjalanan " kata I Van.

Dan 15 menit kemudian kami memulai perjalanan start dari Bukit Pinang Suryanata dengan tujuan Biduk Biduk Berau, melalui rute Bontang, Sangatta, Bengalon, Koubun kemudian melalui penyebrangan Feri di Logpon GM. Melewati perkebunan Kelapa Sawit kampung Melawai, Lempake kemudian Lenggo hingga tembus Batu Putih dan finish di Biduk Biduk. Pulang-Pergi (mirip tulisan di angkot-angkot ya....hehe). Jumlah kami 8 orang. I Van beserta ibunya dan 4 orang keponakannya. Sementara saya seperti biasa bersama Bundaa Laarass.

Gerbang Danau Labuan Cermin, Biduk Biduk Berau Kaltim

Saya kemudian berkoordinasi dengan Rombongan Trip Biduk Biduk JELAJAH yang sudah berangkat terlebih dahulu hingga akhirnya kami dapat bertemu di daerah Bengalon dan bergabung bersama-sama hingga Penyebrangan Feri.

Terguncang - guncang di dalam mobil berjam-jam selama perjalanan. Anak-anak yang mabuk perjalanan dan kelelahan, sinyal HP yang "E" terus (bahasanya Tubagus dan Fadli Ahmad) termasuk jalan tanah licin sehabis hujan di Perkebunan Kelapa Sawit yang kemudian menjadi pertimbangan kami hingga akhirnya memutuskan makan siang bersama di tengah hutan.

Makan siang bersama ditengah perjalanan

Kami jalan duluan didepan rombongan yang lain hingga akhirnya kami yang sampai duluan di Biduk Biduk. Alhamdulillah ... Kami sampai di pintu gerbang Biduk Biduk jam 1 siang. Lama perjalanannya, mmmm... hitung sendiri ya. Hihi ... Berangkat Tgl 24 jam 9 malam, sampai di Biduk Biduk Tgl 25 jam 1 siang.

Sambil menunggu rombongan yang masih dalam perjalanan, kami kemudian mendatangi rekan se Vespa kami Aji Ian Saputra yang memang warga Biduk Biduk dan Pemilik Afaris Home Stay yang juga terkaget kaget dengan kedatangan kami. Maklumlah pertemuan terakhir saya dengannya ketika diresepsi pernikahannya di Samarinda seberang dan berjumpa kembali kemarin, setelah dia dikarunia 2 orang anak. (Itulah fungsi semboyan 1 Vespa Sejuta Saudara... :D)

"Terima kasih ya Bapak nya Ata....Kami disediakan kamar bersih di Home Staynya... Jangan jera ya...."

"Kalau mancing topi Jelajah nya dipakai ya"
Di pulau Kaniungan Besar Biduk Biduk Berau Kaltim

Malam harinya kami berkoordinasi lagi dan kembali dengan pertimbangan kami membawa orang tua dan anak-anak termasuk waktu libur saya yang mepet (saya harus masuk kerja tgl 27 Des.) jadi ya kami kembali berpisah untuk tujuan trip.

Om Destha Tirtayasa beserta rombongan memulai Trip tgl 26 Des'17 dari Teluk Sulaiman, Air Terjun Bidadari, Pulau Kaniungan Besar, Pulau Kaniungan Kecil kemudian kembali ke Biduk - Biduk. Kemudian Tgl 27 Des. ke Labuan Cermin lanjut pulang ke Samarinda melalui rute Wahau.

Sedangkan kami memulai trip Tgl 26 Des'17 dari Teluk Sulaiman, singgah di Lamin Guntur, ke Pulau Kaniungan Besar, kembali ke Biduk Biduk, lanjut ke Labuan Cermin kemudian langsung pulang ke Samarinda melewati rute yang sama seperti kami berangkat.

Saya tidak akan menulis bagaimana indah nya tempat-tempat yang sudah saya sebutkan tadi. Karena Pak Es Pernyata sudah pernah menceritakan dengan begitu luar biasa melalui tulisan beliau. Semoga sebagian Photo ini sudah cukup menggambarkannya. Ingat lo ya baru sebagian. Masih ada photo yang lain. Ditunggu aja (efek takut kehilangan mood menulis. Hehe...) Biarlah keindahan itu untuk saya nikmati sendiri.

Alhamdulillah ... Ya Allah. Kalian harus pergi kesana ... Sumpah. Keren banget Kakaaaaa.... :D. Ayo Semangaat ke Biduk Biduk. Saya aja pengen lagi kesana.

JELAJAH Tangguh ... !



Penulis : Anang Anwar
Editor   : Agus P
Foto      : Anang Anwar / JELAJAH 


Menikmati Segarnya Air Terjun di desa Kedang Ipil Bersama Komunitas JELAJAH

Air terjun Kendua Raya Kedang Ipil


Selain menyimpan keunikan adat istiadatnya desa Kedang Ipil, kecamatan Kota Bangun kabupaten Kutai Kartanegara juga mempunyai potensi objek wisata alam berupa air terjun. Yaitu Kandua Raya dan air terjun Putang. Kali ini saya ingin sekedar berbagi cerita tentang pengalaman saat mengunjungi kedua objek wisata air terjun itu beberapa waktu lalu bersama sahabat-sahabatku di komunitas JELAJAH Samarinda.


produksispot.blogspot.com - Desa kedang ipil terletak di kecamatan kota Bangun kabupaten Kutai Kartanegara. Masyarakat melayu Kutai di desa Kedang Ipil memiliki adat-istiadat yang unik dan berbeda dengan tradisi orang Kutai pada umumnya. Adat dan tradisi orang melayu Kutai di desa Kedang Ipil juga sering disebut dengan istilah adat lawas yang merujuk pada identitas mereka sebagai salah satu komunitas adat yang paling tua di Kutai.

Penerapan adat lawas oleh masyarakat melayu Kutai di Kedang Ipil sudah berlangsung lama, bahkan sebelum dikenal agama-agama baru (Hindu, Buddha, Nasrani, Islam) dan masih menganut ajaran kepercayaan leluhur. Tradisi dan adat-istiadat, misalnya pelaksanaan upacara adat, orang Melayu Kutai di Kedang Ipil masih bertahan hingga saat ini.

Selain menyimpan keunikan adat istiadatnya desa Kedang Ipil juga mempunyai potensi objek wisata alam berupa air terjun Kandua Raya dan air terjun Putang. Yang akan kuceritakan kali ini adalah pengalaman saat mengunjungi kedua objek wisata itu.

Gerbang air terjun Kendua Raya
Digerbang wisata alam Kandua Raya
Pagi itu tepat di hari minggu, kami beserta rombongan sepakat berkumpul di SPBU Bukit Biru (titik awal keberangkatan) sembari mempersiapkan bekal air minum dan juga mengisi BBM untuk perjalanan. Untuk waktu perjalanan sendiri untuk sampai ke gerbang akses masuk desa Kedang Ipil atau km 50-an sekitar 1,5 - 2 jam. Setelah sampai di gerbang akses masuk ke desa kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sembari ngopi di warung yang terdapat di sekitar simpangan pintu masuk. Karena untuk bisa sampai ke desanya masih membutuhkan waktu sekitar 45 menit.

Mampir menikmati rawon
Mampir makan di warung dekat persimpangan masuk desa. Disini
Rawonnya enak gila... :)
Setelah beristirahat kami bergegas melanjutkan perjalanan masuk ke desa Kedang Ipil yang berjarak sekitar 18 km dari pinggir jalan raya. Akses jalannya sendiri masih berbatu karena melewati perkebunan kelapa sawit. Kecuali kalau sudah memasuki perkampungan warga, baru jalannya bagus karena sudah disemenisasi. Diperjalanan sendiri kita tak usah khawatir takut tersesat karena setiap di persimpangan jalan selalu ada papan petunjuk arah. Jadi kita tinggal mengikuti arahnya saja.

Setelah sampai di desa Kedang Ipil suasana pedesaan yang asri dengan bangunan rumah-rumah tuanya masih dapat kita temukan saat melintasi di pemukiman penduduk. Warga di sekitar juga ramah. Membuat kita sebagai pengunjung merasa nyaman saat berada di situ.

Tepat di ujung kampungnya terdapat pos penjagaan/gerbang masuk untuk menuju ke lokasi air terjun. Cukup dengan membayar tiket masuk seharga Rp.7000/motor tentunya sangat murah meriah kan. Perjalanan masuk sekitar 1 km ke air terjun Kandua Raya. Akses jalannya sebagian sudah disemenisasi dan sebagian masih tanah. Jadi mesti hati-hati karena kondisi jalan nanjak dan licin sehabis hujan.

Di gerbang objek wisata Kandua Raya
Tiba di gerbang objek wisata Kandua Raya. Yeayyy... !
Air terjun Kandua Raya memiliki 3 tingkat dengan ketinggian mencapai 5 meter dan lebar lebih kurang 20 meter. Air terjun ini tidaklah tinggi namun jika dimusim hujan atau jika air pasang bisa jadi tempat arung jeram juga loh, sejauh kurang lebih 10 Km. Di sekitar air terjun terhampar hutan yang masih alami dan mendukung keindahan panorama air terjun Kandua Raya.

Air terjun Kandua Raya
Bersama sahabatku komunitas JELAJAH di Kandua Raya
Pada saat hari libur pengunjung biasa membludak di air terjun ini. Terutama yang membawa anak-anak untuk sekedar bermain air atau berenang. Tapi perlu diketahui juga, kondisi bebatuan sangat licin. Mesti ekstra hati-hati ya Sob.

Oh iya untuk fasilitas di objek wisata Kandua Raya ada pos penitipan barang dan juga penyewaan ban/pelampung beserta peralatan wisata tubing. Selain itu juga ada warung. Jadi tak usah khawatir kalau perut udah mulai merasa lapar atau hanya sekedar membeli air minum tentunya dengan harga yang terjangkau.

Setelah puas bermain air di Kandua Raya kami melanjutkan perjalanan ke air terjun Putang yang jaraknya sekitar 2,33 km dari air terjun Kandua Raya. Waktu tempuh sekitar 30 - 45 menit. Kondisi jalannya sendiri berupa jalan setapak yang masih tanah dengan medan menanjak. Kalau sehabis hujan, kondisinya sangat licin dan perlu ekstra hati-hati.

Medan lumayan berat menuju air terjun Putang desa Kedang Ipil
Medan lumayan berat menuju air terjun Putang desa Kedang Ipil
Sangat disarankan apabila menuju kesana mempersiapkan dulu bekal air minum dan juga makanan karena di sana tidak ada warung. Kalau ragu dengan kondisi kendaraan bisa juga untuk menuju air terjun Putang menggunakan ojek trail yang sudah disediakan pihak pengelola. Atau, kalau mau, bisa juga berjalan kaki. Yah hitung-hitung buat ngencangin otot kaki. Kan jadi lebih sehat tu. Hehe .... Bener juga kan ?

Walaupun melewati perjalanan yang sangat melelahkan, ditambah lagi dengan cuaca yang kurang bersahabat alias hujan kala itu, akhirnya sampai juga kami di air terjun Putang. Dan ... seketika melihat pemandangan air terjunnya, dijamin deh, segala kepenatan akan terbayar lunas Gan ! :D

Segarnya air terjun Putang
Menikmati kesegaran air terjun Putang desa Kedang Ipil
Air terjun Putang sendiri memiliki ketinggian sekitar 10 meter. Di bawahnya ada kolam pemandian Putri Selimbur Buyeh yang tidak terlalu dalam. Hanya sekitar 1 sampai 2 meteran tergantung kondisi curah hujannya. Kalau lagi jarang hujan, ya bisa dipastikan kondisi airnya surut.

Suasananya sendiri disana saat kami kunjungi memang tak seramai di air terjun Kandua Raya. Karena mungkin masyarakat agak terkendala dengan akses jalannya yang tak semudah ke Kandua Raya. Jadi kalau kesana, jangan "nekat" sendiri. Usahakan bawa teman atau rombongan agar lebih ringan jika harus mengatasi hambatan berupa keadaan atau kondisi diluar dugaan.

Air terjun Putang ditapak JELAJAH
Objek wisata Air Terjun Putang desa Kedang Ipil
Wah, hujanpun mengguyur semakin lebat. Tapi ngga apa sih. Toh kami telah merasa senang sudah bisa menikmati kesejukan dan kesegarannya. Setelah puas menikmati keindahan alam di air terjun Putang ini, kamipun bergegas untuk pulang kembali ke desa Kedang Ipil.

Sesampainya kembali ke desa rasanya ada yang kurang kalau tidak membeli oleh-oleh khas Kedang Ipil berupa gula habang (gula merah). Harganya juga ngga mahal-mahal amat koq. Cuman Rp.25.000/kg. Dan yang pasti, asli lo... :)

Demikian juga kalau sahabat pengen beli cendramata khas desa wisata Kedang Ipil, tenang saja. Di sana juga ada warung yang menjual pernak pernik khas berupa kerajinan tangan yang merupakan hasil keterampilan dan kreatifitas saudara-saudara kita warga masyarakat Kedang Ipil.

Nah gimana ni. Asyik kan ceritanya ? Sampai sekian dulu ya. Ntar lain waktu, semoga saya bisa kembali bagi-bagi cerita. Terima kasih sudah membaca dan ngga lupa, salam sukses buat semua.

SALAM JELAJAH Tangguh !!!


Penulis : Fadli Ahmad
Editor   : Agus P
Foto      : Fadli Ahmad