Tips Agar Hasil Rekaman Suara Tidak Overloud atau Pecah

tips agar hasil rekaman suara tidak overloud atau pecah


Mau tahu tips agar hasil rekaman suara tidak overloud atau pecah. Hal yang paling menjengkelkan waktu kita mengedit hasil rekaman. Kalau sudah pecah, aduh. Mau ngga mau ya harus take ulang. 

Kadang bisa saja terjadi hal yang diluar dugaan. Misalnya waktu selesai rekaman dan mengeditnya, ternyata hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Suaranya kedengaran pecah, suara yang pekak atau overloud.

Nah, sebelum hal "mengerikan" seperti itu terjadi, ngga ada salahnya yuk cari tahu, apa saja hal-hal yang harus kita perhatikan saat akan merekam suara. Supaya hasil yang didapat nanti tidak mengecewakan. Yang jelas akan terhindar dari hasil rekaman yang overloud atau pecah.

Persiapan yang harus dilakukan sebenarnya sih ngga susah susah amat. Tinggal kitanya aja sungguh-sungguh mau dapat hasil bagus atau ngga. Seperti :

1. Persiapkan script atau naskah dengan baik.

    Tuliskan semua kata yang akan diucapkan pembaca naskah atau dubber. Dengan naskah yang telah dipersiapkan maka paling tidak akan selain menjadikan apa yang diucapkan sepenuhnya dapat terukur juga manfaat lain seperti :

    Pertama, memungkinkan dubber berekpresi penuh. Intonasi (nada pengucapan) ataupun artikulasi (pengucapan huruf) nya menjadi lebih baik dan earcatchy. Dengan begitu suara narator akan terdengar lebih menyenangkan.

    Kedua, memungkinkan dubber maksimal menerapkan tehnik pernafasan. Kita tahu bahwa tanpa tehnik pernafasan yang baik, sulit rasanya dubber mengeluarkan karakter terbaiknya dalam membaca naskah.

Nah, paling tidak, itulah dua manfaat penting dari script atau naskah dalam proses pembuatan satu produk audio atau proses rekaman suara.

Tips agar hasil rekaman suara tidak overloud atau pecah

Selanjutnya yang harus diperhatikan saat mempersiapkan rekaman adalah :

2. Pergunakan tool atau alat perekam yang standart.

 Sebagus apapun sebenarnya kemampuan seorang dubber dalam berolah vocal mengisi suara kalau tanpa dukungan peralatan yang cukup, sayang sekali, hasilnya sangat bisa jadi akan kurang maksimal. Maka ada baiknya, ketersediaan alat perekam seperti mic standart perlu juga diperhatikan.

Gunakan mic dengan kemampuan bagus yang bisa kita dapatkan referensinya banyak di internet atau langsung pada provider yang kita percaya. Pada umumnya, ada beberapa jenis mic dengan karakteristik berbeda. Masing-masing punya fungsi atau kegunaan yang berbeda pula.

Berdasarkan arah penangkapan suaranya, ada mic yang berkarakter Omni-direction, Bi-direction dan Mono-direction (ada juga yang menyebutnya Cardio atau Cardioid). Ketiga karakter ini termasuk dalam jenis mic polar pattern. Yaitu mic yang mengkorversi gelombang suara menjadi suara berdasarkan arah asal suara.

Mic Omni-direction adalah mic yang maksimal menangkap gelombang suara dari segala arah atau dari sekelilingnya. Kalau mic yang Bi-direction fokusnya pada suara dari dua arah depan yang saling berhadapan. Sedangkan mic Mono-direction adalah mic yang fokus dan maksimal menangkap gelombang suara yang tepat berada didepannya. Type yang terakhir inilah yang lebih direkomendasikan dipilih menjadi mic untuk keperluan perekaman suara. Baik untuk penyiar, announcer, penyanyi atau dubber. Untuk hasil lebih maksimal, gunakan mic yang berkarakter mono-direction ini.

3.  Perhatikan tehnik micing.

Apa itu Micing ? Micing adalah tehnik menjaga jarak mulut ke mic saat merekam. Dengan micing yang baik akan efektif menghindarkan hasil suara yang overloud atau pecah.

Nah, demikian beberapa tips agar hasil rekaman suara tidak overloud atau pecah. Tak lupa saya ucapkan selamat mencoba.

Mohon maaf jika ada kekurangan atau kekeliruan dalam tulisan ini. Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat.

Video soal tips agar hasil rekaman suara tidak overloud atau pecah ini juga bisa sobat saksikan di channel YouTube saya di bawah ini :




No comments:

Post a Comment