Tips Sederhana Mengurangi Stress di Masa Pandemi

Bosan atau jenuh bisa menyebabkan stress
Ilustrasi stress
(sumber : flickr by Pat Pilon) 

Orang menjadi lebih sering di rumah sekarang. Potensi stress jadi lebih besar akibat bosan atau jenuh. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan ? Bagaimana tips sederhana mengurangi stress di masa pandemi ? Apalagi dari Maret sampai hari ini (bulan November) belum ada tanda-tanda wabah virus Covid 19 ini akan mereda.

Ya sudah. Ngga usah maksain diri. Merasa susah menghadapi kenyataan. Masih harus "mengasingkan", mengisolasi diri belum bisa bebas kemana-mana seperti sedia kala. 

Saya jadi teringat sebait ayat dalam Al-Qur'an yang intinya mengisyaratkan bahwa Tuhan tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan hambaNya ?

Kalaupun belum sepenuhnya yakin dengan kalimat "indah" diatas, mulai saja dengan rajin-rajin me-monolog-kan dalam diri kita. Dengan membiasakan yakin, lama-lama juga akan yakin beneran. Selama bisa memposisikan diri ditempat yang tepat. Dengan hati yang rela dan jiwa yang pasrah, dibalik ikhtiar atau usaha yang benar juga tentu saja.

Bahwa sekali lagi, semua ini bukan musibah. Tetapi ujian. Kalau ujian berarti akan ada akhirnya. Akan ada catatannya nanti. Apakah kita berhasil lulus atau tidak menjalani. Kedua hasil itu yang akan memberi nilai. Sebagai bahan renungan sekaligus acuan seberapa dewasa, matang atau baiknya pribadi kita. Pun sebaliknya. Apakah ternyata sebegitu lemah, labil atau buruknya diri sendiri. Maka mari berbuat saja. Berbuat yang terbaik. Menjalani dengan baik sesuai tuntunan ilmu dan keyakinan yang benar.

Berangkat dari pandangan yang benar akan wabah yang menerjang seperti sekarang, maka seharusnya tidak ada kata mengeluh. Mau di rumah, di kantor, di jalan atau di mana saja, hati ya tetap hati. Dialah sumber cahaya kebahagiaan dan kelapangan. Jadi, apa bedanya, mau banyak di rumah atau sesuka hati pergi kemanapun ? Toh sama saja. Setiap hati akan tetap bersemayam ditempatnya. Lebih banyak di rumah atau membatasi pergerakan sementara sejatinya tidak akan dapat menggoyang kokohnya kelapangan jiwa dari hati atau qalbu yang bersih. Mau stress ? Datangnya dari mana ? Ya kan ?

Tapi ya bolehlah. Memang harus diakui terdapat perbedaan yang tidak bisa dipungkiri juga dengan keterbatasan gerak ini. Kadang khawatir, resah, rasa bosan muncul. Manusiawi. Namanya juga kerap terkurung dikeadaan yang sama hampir sepanjang waktu. Jadi wajar saja kalau suntuk.

Sebagai sumbangan ide konstruktif yang mungkin bisa dicoba, supaya tidak terlalu terbenam karena "buruknya" keadaan di masa pandemi, coba kita tengok pendapat para pakar. Referensinya banyak sekali di internet. Semua pada bilang cobalah untuk mengisi waktu secara aktif. Misalnya :

1. Sibukkan diri dengan kegiatan bermanfaat.
    
Banyak pilihan yang bisa kita lakukan mengisi waktu luang di rumah. Seperti berkebun, memelihara tanaman, beternak, merapikan rumah, mengurus pekarangan dan lain-lain. Intinya sibukkan diri dengan kegiatan produktif sesuai dengan kecendrungan bakat atau kemampuan yang dimiliki. Jangan diam.

2. Mencoba melakukan hal-hal yang baru.

Kalau dari sekian banyak kegiatan yang sudah biasa kita lakukan mulai terasa membosankan, mungkin sudah waktunya mencoba melakukan hal-hal yang baru. Misalnya merintis atau memulai bisnis rumahan berbasis online, membuat perabot rumah sederhana, membuat kerajinan tangan, mendekor atau mengubah warna dinding bagian-bagian ruangan rumah yang jarang terurus dan sebagainya. Mungkin terasa berat untuk memulai. Tetapi kalau sudah ada langkah nyata memulai, biasanya hal yang asingpun mulai terasa menyenangkan. 

3. Manfaatkan waktu untuk lebih giat beribadah.

Masa pandemi, bukan mustahil memang ditakdirkan sebagai media pembersih diri. Dengan punya waktu lebih banyak di rumah, berarti ada kesempatan lebih banyak dong untuk meningkatkan ibadah. Tidak saja kuantitas tetapi juga kualitasnya. Misalnya, khususnya untuk sobatku seiman, kalau dalam keadaan normal jarang baca Qur'an, mungkin sekaranglah waktunya untuk lebih akrab dengan Al-Qur'an. Kalau sebelumnya shalat sering terburu-buru karena merasa dikejar waktu, mungkin sekaranglah saatnya belajar shalat dengan lebih tenang sehingga lebih khusyu'. Intinya, ambil kesempatan ini justru menjadi saat terbaik memperbaiki diri terutama dalam hal ibadah. Ngga ada salahnya kan ? 

Nah, kalau melihat dari pemikiran di atas, masa sih, seseorang bisa merasa stress berlebihan dimasa pandemi sekarang? Kalau toh hati dan pikiran masih sulit menerima, coba deh, renungin walau sebentar, sebenarnya dimana ya letak kekeliruan penyebab stress itu ? Pada keadaan masa pandemi atau pada sikap pribadi manusianya ?

Jawabannya tentu ada pada diri kita masing-masing. 
Wallahu a'lam.

No comments:

Post a Comment