Menikmati apa yang ada dengan penuh syukur, kunci meraih bahagia |
"Aku tidak akan bahagia jika belum sukses". Sukses jadi sarjana, pejabat, punya rumah, mobil mewah, perhiasan, tanah yang luas, tabungan banyak, dan lain-lain. Tetapi sebentar. Apakah memang harus seperti itu ? Perlu ongkos mahal dan waktu yang lama dong untuk bahagia. Sepertinya koq jadi susah banget ya kalau ingin bahagia ?
produksispot.blogspot.com - Jika otak kita menggunakan mind-set seperti ini berarti bisa dikatakan, saya atau anda baru akan bahagia setelah sukses meraih apa yang diinginkan. Setiap orang harus rela mengeluarkan ongkos besar dan menunggu dengan penuh kesabaran "waktu" yang dinantikan. Saat-saat hidup bahagia yang didamba. Bahagia kelak jika sudah sarjana. Akan bahagia tetapi kelak kalau sudah dapat jabatan tinggi. Baru bahagia nanti kalau sudah punya rumah sendiri. Bahagia nanti karena sudah punya suami/istri, dst, dst. Sebenarnya apakah benar memang demikian satu-satunya konsep untuk bisa meraih kebahagiaan ? Jawabannya tentu tidak. Karena sebenarnya semua kita sudah sangat layak untuk berbahagia, semua kita sebenarnya sudah memiliki modal yang cukup untuk berhak bahagia tanpa itu semua.
Memang menjadi sangat disayangkan jika seseorang hanya semata bertumpu pada pencapaian keinginannya supaya bisa berbahagia. Bukan tidak boleh seseorang bercita-cita, karena justru dengan cita-citalah seseorang menjadi tetap bersemangat menjalani hidup, menikmati dan berdinamika didalamnya sebagaimana aturan yang benar. Namun masalah besar yang terkadang terlewatkan untuk diwaspai adalah jika asa atau harapan itu sudah kian membuta. Sebuah pola fikir bahwa diri tidak akan pernah merasa bahagia, jika belum dapat mencapai semua keinginan. Menurut hemat saya, cara pandang seperti inilah yang berbahaya. Seseorang akan cenderung mudah diperbudak oleh keinginannya. Atau malah salah-salah akan menuhankan hawa nafsunya untuk mencapai cita-cita, demi mewujudkan (yang dinilainya sebagai) kebahagiaan. Nauzubillaah.
Jadi harus gimana dong biar bisa bahagia ?
Dengan tidak mengecilkan arti cita-cita atau keinginan yang baik masing-masing pribadi, sebenarnya kita tetap bisa bahagia koq tanpa harus terpengaruh dengan pencapaian akhir suatu ambisi. Artinya, apapun hasilnya, tercapai sepenuhnya atau tidak satu cita-cita, seharusnya kita tetap bahagia. Bukankah sebagai mahluk yang beriman padaNya kita menyadari bahwa penentu segalanya hanyalah Dia, Kita semua mahlukNya tak berdaya menentukan hasil. Hanya dapat berusaha.
Ingin lebih bahagia lagi ? Tidak ada salahnya jika mau mencoba resep tambahan berikut ini :
1. Stop Mengeluh
Karena mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Apapun masalah yang kita hadapi sudah terukur dan ditentukan olehNya. Justru dengan masalah itu Dia hendak lebih mencerdaskan, mendewasakan dan meninggikan derajat kita di hadapanNya dan sesama.
2. Tetap optimis dan positive-thinking
Tuhan tidak menakdirkan sesuatu terjadi, selain sesuai dengan tingkat kemampuan mahlukNya. Jadi untuk apa putus asa ? Untuk apa galau dan risau. Karena yakin Dialah pencipta masalah, sekaligus atau komplit dengan jawaban dan jalan keluar yang sebaik-baiknya, asalkan kita bersabar. Bersabar yang aktif. Artinya sabar dengan tetap berusaha disertai husnuzzhon (berprasangka baik) padaNya.
3. Perbanyak Istigfar dan Muhasabah Diri
Memang berbicara soal bahagia atau lapang jiwa bukan hal sederhana. Banyak sekali dimensi pembahasannya. sayapun bukan orang yang dapat membahagiakan sahabat semua-kan ? Pun adalah hal yang muskil besar jika setelah membaca postingan ini sahabat lalu sekonyong-konyong langsung merasa bahagia. Karena sumber bahagia itu hanya satu yaitu Dia sang penguasa hati kita. Jiwa segenap mahlukNya. Lapang sempit jiwa sangat bergantung padaNya. So, perbanyak saja bertobat, beristighfar diikuti perenungan diri. Pasti banyak hal yang harus kita perbaiki. Dosa segunung maupun ke-alpaan kita padaNya ibarat sebuah tembok tinggi yang dapat menghalangi turunnya ampunan dan pertolonganNya.
4. Tetap Berikhtiar dengan Cara yang DiridhoiNya
Untuk menjadi pribadi yang bahagia, tidak harus bertumpu pada hasil yang akan didapat. Namun lebih pada bagaimana menikmati tahap demi tahap proses usaha yang dilakukan. Sebab semua tindakan kita untuk dapat mencapai sukses yang diinginkan, pada hakekatnya adalah inti kebahagiaan sesungguhnya. Kita bisa menikmati dengan baik semua proses kehidupan dalam usaha menggapai impian dan itulah sumber bahagia. Jangan pake lama-lama. Nikmati saja mulai sekarang.
5. Selalu Bersyukur
Kunci utama agar senantiasa berbahagia selain empat resep diatas adalah tetap bersyukur. Dengan bersyukur, jiwa terasa lapang. Hati lebih tenang. Fikiranpun tenteram. Apapun keadaannya dengan tetap bersyukur, rasanya akan beda. Ngga ada resah berlebihan, rasa ketakutan tak beralasan. Mana yang lebih tepat menurut sahabat " Raihlah sukses dulu, agar kita bersyukur ?" atau "Bersyukurlah dulu, agar kita sukses?". Jawabnya hanya sahabat yang tahu.
So, berbahagialah sekarang juga. Kita semua berhak mendapatkannya. Nah sahabat yang berbahagia, sekian dulu dan mohon maaf sebesar-besarnya untuk segala kekurangan. Wassalam.
Pic : flickr.com