Pengalaman JELAJAH ke Air Terjun Katak Samboja - Bagian 2

Komunitas JELAJAH di arter Katak Samboja


Ngomongin soal pengalaman, pastinya asik. Saat perjalanan ditempuh bareng, jadinya rame. Penuh canda dan tawa. Perasaanpun jadi senang, bahagia. Itu yang membuat semangat tetap menyala. Yah begitulah. Suka dan duka ditanggung dan dirasakan bersama. 


produksispot.blogspot.com - Tidak terkecuali bagi sahabat kita dari komunitas penggiat wisata, budaya, sejarah dan lingkungan JELAJAH-HoS Samarinda. Mengawali tahun 2018 dengan satu trip seru ke objek wisata Air Terjun Katak. Sobat Bloggin Up pengen tahu gimana ceritanya ? Okey deh, kita simak gambaran pengalaman itu lewat satu tulisan sahabat Fadli Ahmad dari komunitas Jelajah-HoS berikut ini.

Oh ya terima kasih mas Fadli yang sudah berkenan berbagi dan menjadi Guest-Writer di Bloggin Up. Tetap semangat dan sukses selalu. Aamiin.

________________________

Untuk sampai ke arter kita harus masuk lagi menempuh jarak sekitar 7 km. Tidak perlu terlalu khawatir tersesat. Karena kalau sudah masuk kita hanya lurus saja ngikutin jalan dan bakal nyampe tepat ke sasaran :)

Saat kita berada di arter Katak akan terlihat sebuah spanduk bertuliskan " Jangan meninggalkan sampah disini. Tinggalkan sebuah cerita ". Nah karena tulisan itu, saya jadi terinspirasi membuat cerita ini. Tentang pengalamanku bersama komunitas JELAJAH.

Gas tipis-tipis

Pagi itu sekitar pukul 06.30, rekan-rekan dari komunitas JELAJAH sudah berkumpul di depan halte Islamic Center untuk memulai keberangkatan. Karena lagi musim hujan, pagi itu tak pelak kotaku Samarinda dan sekitarnya di guyur hujan. Sempat muncul keragu-raguan jadi apa tidak ya hari ini berangkat ? Soalnya kalau hujan sudah bisa dipastikan kondisi jalan bakal licin karena becek. Kendaraan jadi susah untuk bisa masuk terlalu jauh. Tapi ya susahlah. Karena sudah terlanjur penasaran, akhirnya kami putuskan tetap berangkat. Walaupun asli. Dinginnya hawa pagi itu, lumayan. Lumayan bikin menggigil maksudnya. Hihi ... Kami tetap berangkat dengan istilah kami "gas tipis-tipis". Maksudnya, biar lambat asal selamat. Pada trip kali ini kami dipandu oleh mas Echo dan pak Anthony Rakhman beserta istri dari komunitas JEJAK BUDAYA.

Biar lambat asal selamat


Keseruan itupun dimulai

Sesampainya kami di akses masuk menuju arter Katak, disitulah keseruan bermula. Tatkala sejauh pandangan mata kami meneropong kondisi jalan. Dari kejauhan saja sudah tampak medan berupa hamparan coklat alias lumpur ! Wkwk ...

Medan lumpur menuju arter Katak Samboja

Sebelum bergerak masuk tak lupa kami rehat sejenak. Ada juga rekan-rekan yang mengisi "amunisi" alias sarapan terlebih dahulu. Rute yang akan dilalui kali ini tidak mudah. Jadi kalau cuman modal semangat apalagi nekat saja, belum cukup. Tetapi juga harus menyiapkan bekal konsumsi terutama air minum yang cukup.

Ancang ancang dulu sebelum masuk

Setelah urusan perut dan penat kelar, waktunya untuk melanjutkan perjalanan masuk ke lokasi air terjun. Ada dua opsi cara menempuh perjalanan yang bisa dilakukan. Pertama, memarkir motor di pinggir jalan raya saja lalu masuk berjalan kaki atau yang kedua. Sedikit memaksakan tetap bermotor sampai dibatas yang memungkinkan. Akhirnya semua opsi dipilih sesuai kondisi masing-masing saat itu. Sebagian ada yang berjalan kaki dan sebagian lagi bermotor menerobos kubangan licak (lumpur). Saya sendiri memutuskan untuk masuk menggunakan sepeda motor (belahan jiwa) saya. :)

Off road di jalan masuk ke arter Katak Samboja

Karena sulitnya medan, motor kami cuman sanggup menerobos hingga 2 km. Selanjutnya kami putuskan berjalan kaki. Kebetulan ada sebuah pondok perkebunan warga. Jadi kami bisa permisi untuk numpang nitip parkir kendaraan di situ.

Pondok perkebunan warga di jalan masuk arter Katak Samboja

Seperti lirik lagu "sepanjang jalan kenangan" perjalanan menuju arter Katak lumayan panjang dan melelahkan. Berjalan di kubangan lumpur dengan kondisi yang licin ditambah langkah kaki yang begitu berat. Waw. Serunya, rame rame ! :D (bersambung)


Penulis : Fadli Ahmad (Anggota JELAJAH-HoS Samarinda)
Editor   : Agus P
Foto      : JELAJAH / JEJAK BUDAYA


No comments:

Post a Comment