Little Note in Big Silent

Sun rise di mess Pama
Keep it deeply, silently. And it will be rising so brightly.


Pasti ada rahasiaNya dalam penciptaan setiap mahluk. Apalagi manusia. Kita bisa perhatikan. Manusia itu, satu sama lain pasti berbeda. Watak, perangai, tabiat, kecenderungan, kesukaan, dll. Meski juga harus diakui bahwa manusiapun punya beberapa persamaan antara satu dengan yang lain dalam hal yang telah berlaku umum. 


produksispot.blogspot.com - Secara khusus, walau kembar Identik sekalipun pasti ngga sama. Tiap individu itu dilabel dengan kekhasan masing-masing. Jangan pernah terobsesi dengan bayangan bahwa diri baru akan bahagia, baru akan sukses-dalam hal apapun itu-jika sudah mampu menjadi "seperti" orang lain atau menyamai orang lain.

Maka tidak ada jalan lain kecuali memahami diri sendiri, menjadi diri sendiri.  Menurut saya simpel.  Yakini, diri kita ya diri kita. Orang lain ya orang lain. Sebab setiap orang itu sudah menuntaskan perjanjiannya dihadapan Tuhan.

Dalam kaitan beramal baik, tiap orangpun ditakdirkan berempu hal "khusus".  Semua punya japri alias jalur pribadi. Untuk apa ? Tentu, untuk menjaga kemurnian niat dan keaslian amal perbuatannya. Ada yang dikaruniai kecerdasan luar biasa hingga menjadi juru Da'wah handal. Ada juga yang kuat hafalannya sehingga jadi Hafiz/hafizah.  Ada yang amalannya gemar puasa sunnah, shalat dhuha, ngaji tiap malam, gemar sedeqah atau masih banyak lagi. Singkatnya, tiap-tiap individu itu sudah klop dengan warna sendiri-sendiri.

Alangkah indahnya, kalau niat dan amal tetap lurus, nothing to lose, asli,murni. Asalnya itu terbit dari dalam diri sendiri. Total hanya berbuat, dan hanya terus berbuat. Lepas dari penjara "harus mendefinisi" untuk apa saya perbuat, supaya apa hal itu saya lakukan atau apa untungnya bagi saya melakukannya.

Adakah seorang yang benar-benar tulus itu mengetahui kalau dirinya tulus ? Nah, saya maupun sahabat pasti tahu jawabnya. Karena, bicara soal ketulusan,  sejatinya berarti bicara soal keaslian. Dan, bicara soal keaslian berarti bicara soal aneka perbedaan. Pun juga berarti harus melepaskan semua ikatan pembatasan pengertian. Bahwa tulus itu adalah bla, bla, bla, jelas ngga mungkin. Sebab, kembali pada soal yang esensi di awal tadi bahwa setiap orang telah diciptakan berbeda.

Tidak ada yang namanya "pengertian" tentang apa itu ketulusan. Sebab jikapun ada, maka itulah sebenarnya ketidak-mengertian. Maka, cukuplah diamkan saja. Buang rasa keakuan sejauh-jauhnya. Karena bahkan hati yang bersih sekalipun, sejatinya tidak akan pernah mampu apalagi "mau" mengatakannya.

Keep it deeply, silently.
And it will be rising, brightly.
So clearly...

Wallahu a'lam.

Wassalam

No comments:

Post a Comment